Pengertian, Ciri dan Dampak Etnosentrisme
Edukasistan.com - Hello guys! Etnosentrisme kerap kali secara tidak sadar mempengaruhi gimana kita (aku dan kamu) memandang dan menilai budaya lain berlandaskan standar dan nilai-nilai kultur kita sendiri. Secara tidak sadar, kita beranggapan kalau cara hidup kita ialah yang paling benar, sehingga hal tersebut dapat menghalangi diri kita dalam memahami karakteristik dan kondisi dari budaya lain.
Oleh sebab itu, Kita wajib bertanya pada diri kita sendiri "Sudahkah kita memberi ruang buat menghormati dan menguasai budaya lain?", atau apakah kita menilai mereka cuma dari lensa budaya kita sendiri?
Sebenarnya Dampak dari etnosentrisme sudah terasa dalam interaksi sosial kita setiap hari, terutama didalam komunitas yang mempunyai keanekaragam budaya. Kecondongan buat menilai atau apalagi mendiskriminasi budaya lain bersumber pada perspektif budaya kita dapat menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.
Nah untuk Mengatasi sikap etnosentrisme memerlukan usaha setiap individu buat menghormati keragaman budaya dan memahami kalau tiap budaya mempunyai nilai dan aplikasi yang berbeda yang layak dihormati.
Pembelajaran multikultural dan interaksi antarbudaya jadi kunci dalam proses ini, memperkaya pengalaman kita dan meluaskan pengetahuan kita. Dengan mengakui kecondongan etnosentris kita sendiri, aku dan Kamu bisa bertugas menuju dunia yang lebih inklusif dan serasi di mana perbedaan dirayakan bukan dicela.
Pengertian Etnosentrisme
Pengertian, Ciri dan Dampak Etnosentrisme |
Etnosentrisme adalah sesuatu konsep yang melukiskan sikap atau pandangan dimana seorang atau golongan memandang kultur sendiri sebagai titik tengah atau standar paling tinggi dan menilai kultur lain bersumber pada standar dan nilai-nilai dari kebudayaan mereka sendiri.
Dalam etnosentrisme, terdapat kecenderungan buat berpendapat kultur sendiri sebagai superior dan memandang kultur lain sebagai inferior atau kurang. Sikap ini kerap kali mempengaruhi anggapan dan interaksi antar golongan budaya, yang dapat mengarah pada praduga, stereotip, dan kesalahpahaman.
Selaku konsep kunci dalam antropologi, sosiologi, dan ilmu sosial yang lain, etnosentrisme kerap dihadapkan pada rancangan relativisme budaya. Bila etnosentrisme menjurus menilai budaya lain dari perspektif budaya sendiri, relativisme budaya menekankan pada uraian dan penilaian budaya lain bersumber pada kondisi budaya itu sendiri, tanpa menggunakan standar atau nilai dari budaya luar.
Pengertian Etnosentrisme Menurut Para ahli
1. William Graham Sumner
William Graham Sumner, salah satu ahli yang mula-mula kali memperkenalkan istilah etnosentrisme, mendeskripsikan kalau etnosentrisme adalah sikap dimana seorang cenderung memandang kelompoknya sendiri sebagai pusat seluruh hal dan menilai golongan lain berdasarkan standar kelompoknya. Sedangkan dalam kondisi sosial budaya, etnosentrisme merupakan salah satu proses asimilasi dan integrasi yang berlangsung di masyarakat.
2. Robert K. Merton
Robert K. Merton, seseorang ahli sosiologi populer, pula mangulas mengenai etnosentrisme. Bagi Merton, etnosentrisme adalah kecenderungan buat memandang golongan sendiri sebagai standar atau norma, sedangkan berpendapat golongan lain sebagai inferior atau tidak normal. Dalam pandangan Merton, etnosentrisme bisa pengaruhi anggapan dan penilaian seorang terhadap fenomena sosial budaya yang beraneka ragam, seringkali membidik pada prasangka dan stereotip.
3. Edward B. Tylor
Sedangkan itu, Edward B. Tylor, yang dianggap selaku bapak antropologi kultural, menerangkan etnosentrisme sebagai sikap dimana orang menilai budaya lain bersumber pada standar dan nilai-nilai budaya mereka sendiri. Untuk Tylor, sikap ini merupakan hambatan penting dalam uraian antarbudaya sebab memghambat objektivitas dan empati terhadap golongan budaya lain.
Ciri-ciri Etnosentrisme
Sebagian ciri khas dari etnosentrisme mencakup pandangan yang berpangkal pada keyakinan kalau budaya sendiri adalah yang terbaik, dan adanya kecondongan buat memandang rendah kultur lain. Etnosentrisme adalah penilaian kepada sesuatu golongan atau budaya bersumber pada perspektif dan standar golongan sendiri.
- Pandangan Superioritas Budaya Sendiri => Orang atau golongan dengan pandangan etnosentris condong memandang kultur mereka sebagai yang paling menang dan superior dibanding dengan kultur lain.
- Pengabaian Relativisme Budaya => Orang dengan sikap etnosentris kerap melupakan penjelasan kalau tiap budaya mempunyai kondisi dan sejarahnya sendiri, dan bukannya menilai budaya lain bersumber pada standar budaya mereka.
- Prasangka dan Stereotip => Etnosentrisme bisa mengakibatkan bias dan stereotip kepada golongan budaya lain, yang kerapkali bertabiat negatif atau mengurangkan.
- Diskriminasi Budaya => Etnosentrisme bisa mendorong aksi diskriminatif pada orang atau golongan dari budaya lain, baik dalam bentuk sikap, perkataan, atau aksi.
- Pandangan Egoistik terhadap Sejarah => Banyak orang dengan pandangan etnosentris kerap kali memahami asal usul dunia dengan metode yang menekankan kelebihan dan partisipasi dari budaya mereka sendiri sembari mengabaikan atau menyepelehkan kontribusi dari budaya lain.
- Ketidakmampuan Memahami Konteks Budaya Lain => Etnosentrisme bisa membatasi pemahaman mendalam mengenai norma, nilai, dan aplikasi dari budaya lain, sebab orang selalu berupaya memahaminya dari lensa budaya sendiri.
- Pertahanan Terhadap Nilai dan Norma Budaya Sendiri => Orang dengan pandangan etnosentris bakal dengan kuat menjaga dan mendesak norma, nilai, dan keyakinan budaya mereka, kerapkali dengan menyepelehkan atau menentang norma dan angka dari budaya lain.
Dengan mengidentifikasi ciri-ciri di atas, kita bisa lebih hati-hati pada tindakan dan pandangan etnosentris, dan berupaya buat meningkatkan pemahaman dan empati terhadap keanekaan budaya yang ada.
Dampak Etnosentrisme
1. Dampak Positif Etnosentrisme
Salah satu peranan etnosentrisme adalah buat melindungi identitas kelompok dan menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat. Etnosentrisme bisa berfungsi dalam proses integrasi antar golongan dengan cara menguatkan rasa mempunyai dan kesatuan.
2. Dampak Negatif Etnosentrisme
Dampak negatif etnosentrisme mencakup diskriminasi, prasangka, dan ketidakadilan. Etnosentrisme adalah pandangan yang dapat membatasi pemahaman antar budaya dan mengakibatkan bentrokan. Akibat etnosentrisme pula mencakup hambatan dalam komunikasi antar budaya dan timbulnya stereotip negatif.
Mengatasi Etnosentrisme
1. Pendidikan Multikultural
Salah satu metode buat mengatasi etnosentrisme adalah dengan pembelajaran multikultural. Lewat pembelajaran ini, pribadi diajarkan buat menghormati dan memahami perbedaan budaya dengan lebih mendalam.
2. Interaksi Antarbudaya
Lewat interaksi antarbudaya, seorang bisa meluaskan sudut pandang dan mengurangi prasangka. Memahami lebih dekat dengan budaya lain dapat membantu seorang buat lebih menghormati dan memahami perbedaan.
Etnosentrisme, tanpa kita sadari, kerapkali mempengaruhi cara pandang kita terhadap kultur lain. Walaupun memiliki fungsi buat melindungi identitas budaya, etnosentrisme pula mempunyai kemampuan buat memicu diskriminasi dan prasangka.
Buat itu, penting untuk kita buat senantiasa melindungi keseimbangan dalam melihat perbedaan. Dengan pemahaman yang pas dan pendekatan yang inklusif, kita dapat meminimalkan dampak negatif dari etnosentrisme dan membuat ikatan yang harmonis dengan kultur lain. Jadi, sudahkah Kamu menilai diri Kamu sendiri dalam kondisi ini?